SELAMA bulan Ramadan, SMP Negeri 1 Paguyangan menyelenggarakan pesantren
Ramadan. Meskipun pada tahun pelajaran 2014/2015, hari pertama masuk
sudah memasuki minggu kedua dalam bulan Ramadan, Sekolah tetap menyelenggarakan pesantren Ramadan, hanya saja jenis kegiatannya
menyesuaikan. Kegiatan ini dimaksudkan agar peserta didik lebih
mendalami agama Islam sekaligus mempraktikkannya.
Selain mengadakan Pesantren Ramadan (Pesantren Kilat) Kegiatan yang digerakan Oleh OSIS ini juga menyelanggarakan Kegiatan Zakat Fitrah, Kegiatan ini dijalankan melalui OSIS SMPN 1 Paguyangan dengan bimbingan guru pembimbing.
Pesantren
Ramadan di sekolah ini, sebenarnya mendukung pendidikan
karakter yang dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan
Kementerian Agama. Adapun nilai-nilai karakter dalam pesantren ramadan
adalah;
Pertama, nilai karakter religius. Yakni melatih siswa
taat melaksanakan ajaran agama Islam dengan baik. Setiap hari sebelum
pelajaran dimulai siswa membaca Alquran bersama-sama. Selain itu pada
waktu istirahat siswa melaksanakan salat dhuha dan salat zuhur
berjamaah. Bahkan tidak sedikit siswa melaksanakan salat asar berjamaah
di sekolah.
Kedua, nilai karakter jujur. Puasa yang dilakukan
siswa adalah bentuk karakter jujur. Ada guru atau orang yang mengawasi
maupun tidak, setiap siswa harus berpuasa. Dengan kata lain yang
mengetahui siswa berpuasa atau tidak adalah dirinya sendiri dan Allah
SWT. Harapannya sikap jujur tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Contohnya siswa mengikuti ujian dengan jujur tanpa
mencontek.
Ketiga, nilai karakter mandiri. Sikap kemandirian
siswa dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga
tahapan tersebut dalam koordinasi dengan Guru Pendidikan Agama Islam dan
Pembina Rohis. Sehingga karakter mandiri tersebut bermanfaat saat nanti
siswa melanjutkan ke bangku kuliah dan di masyarakat.
Keempat,
nilai karakter kerja keras. Seringkali adanya ibadah puasa menurunkan
semangat belajar atau kerja seseorang. Kondisi tersebut tidak berlaku
bagi siswa SMA Negeri 3 Semarang untuk menyemarakkan kegiatan Ramadan di
sekolah. Mulai dari tadarus Alquran, penanaman Pendidikan Karakter dan
Budaya Bangsa, salat dhuha, salat dzuhur dan asar berjamaah, peringatan
Nuzulul Quran, kajian Islam, salat Jumat, zakat fitrah, lomba Islami,
dan gebyar amal. Adanya berbagai kegiatan tersebut dalam bulan ramadan
secara tidak langsung menanamkan kerja keras dalam kehidupan
sehari-hari.
Kelima, nilai karakter toleransi. Kegiatan pesantren
Ramadan menanamkan kepada siswa agar toleransi dengan orang lain yang
berbeda pendapat maupun agama. Perbedaan pendapat dalam kajian Islam
atau pembelajaran di kelas adalah rahmatal lil ‘alamin yang harus
dihormati. Selain itu dengan siswa yang beragama lain, harus menghormati
dengan memberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah.
Keenam,
nilai karakter disiplin. Pesantren ramadan menanamkan kepada siswa agar
terbiasa disiplin dalam aktifitas sehari-hari. Berpuasa bukan sebagai
argumen pembenaran untuk datang terlambat baik di sekolah maupun di
kelas. Begitu juga dalam pengumpulan tugas, siswa mengumpulkan sesuai
dengan deadline yang disepakati sebelumnya.
Ketujuh, nilai
karakter menghargai prestasi. Melalui perlombaan yang bernuansa Islami
dalam pesantren ramadan, setidaknya nilai karakter menghargai prestasi
dapat diterapkan. Siapa pun yang menjadi pemenangnya harus diterima dan
diberi apresiasi, sedangkan bagi peserta kalah menerima dengan lapang
dada.
Kedelapan, nilai karakter gemar membaca. Setidaknya dengan
membiasakan membaca Alquran setiap mengawali pelajaran setiap hari,
siswa terbiasa gemar membaca. Tidak hanya membaca Alquran tetapi juga
membaca pengetahuan Islam dan umum. Aktivitas membaca awal merupakan
jendela cakrawala dunia.
Kesembilan, nilai karakter kreatif.
Pelaksanaan pesantren Ramadan di SMP Negeri 1 Paguyangan tidak hanya
monoton yang sifatnya ubudiyyah, tetapi juga penampilan seni Islam.
Setidaknya dengan adanya penammpilan seni Islam dalam peringatan Nuzulul
Quran, siswa yang mengikuti tidak bosan. Kondisi tersebut secara tidak
langsung mengajarkan kepada siswa bahwa Islam sangat kaya terhadap
khazanah dan budaya Islam. Selain itu juga siswa diajak nonton film
Islami. Setelah nonton film tersebut, siswa menggali hikmah yang dapat
diambil hubungannya dengan ajaran Islam.
Kesepuluh, nilai
karakter demokratis. Dalam pembahasan perencanaan pelaksanaan pesantren
Ramadan, panitia menampung semua aspirasi siswa. Aspirasi siswa tersebut
disalurkan melalui rapat panitia pesantren Ramadan. Masing-masing siswa
mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam mengeluarkan pendapat.
Hasil kesepakatan dalam musyawarah panitia, semua siswa dapat menerima
hasilnya.
Kesebelas, nilai karakter rasa ingin tahu. Melalui
kajian Islam dalam pesantren Ramadan, siswa belajar lebih tentang materi
keislaman sebagai pengayaan Pendidikan Agama Islam. Dalam kesempatan
tersebut, siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang berbagai hal
tentang materi keislaman.
Kedua belas, nilai karakter cinta
damai. Ajaran Islam adalah rahmatan lil alamin (rahmat untuk seluruh
alam semesta). Apabila ada masalah, musyawarah menjadi solusinya. Materi
tersebut untuk membekali dan membentengi siswa dari aliran-aliran yang
menyimpang dari ajaran Islam.
Ketiga belas, nilai karakter peduli
lingkungan. Dalam kegiatan pesantren Ramadan, siswa ditekankan untuk
peduli lingkungan yakni membuang sampah pada tempatnya sesuai kategori
organik dan organik.
Keempat belas, nilai karakter peduli sosial. Bentuk
kegiatan yang dilakukan pengumpulan infak serta zakat fitrah dalam
pesantren Ramadan. Hasil zakat fitrah disalurkan untuk membantu siswa maupun masyarakat yang membutuhkan.
Dari
keempat belas karakter tersebut menunjukkan kegiatan pesantren Ramadan
adalah positif. Sekarang tergantung siswanya, ikhlas mengikuti kegiatan
tersebut atau karena keterpaksaan?
sumber (edit) : http://m.sindonews.com/read/880149/69/pesantren-ramadan-dan-pendidikan-karakter